Belajar Desain Lewat Slot Irlan Seorang Pemuda Bandung Barat Terinspirasi Tampilan Visual Game Fortune Rabbit untuk Mengamati Gaya Iklan dan Merancang Poster Keren Tanpa Belajar Formal

Merek: LIVE RTP
Rp.10.000
Rp.1.000.000-99%
Kuantitas

Dari Warung Kopi ke Dunia Warna

Irlan gak pernah bayangin bakal bisa jadi desainer. Anak muda asal Bandung Barat ini dulunya kerja jaga warung kopi milik keluarga, bantuin dari pagi sampai malam. Tapi di sela waktu kosong, dia sering main HP—bukan buat scroll medsos doang, tapi iseng buka game slot karena suka liat tampilan visualnya yang penuh warna dan animasi keren. Salah satu yang bikin dia terpaku adalah *Fortune Rabbit* dari PGSoft.

“Gue gak ngerti cara mainnya banget, tapi desainnya tuh lucu, rapi, terus tiap elemen itu punya detail sendiri,” cerita Irlan. Awalnya cuma sekadar kagum, tapi lama-lama dia mulai mikir: “Gimana caranya bikin tampilan kayak gini ya?” Dari situlah titik awal Irlan masuk ke dunia desain, bukan dari sekolah, tapi dari layar kecil yang terus dia perhatiin tiap hari.

Screenshot Jadi Guru Visual

Salah satu kebiasaan Irlan yang unik adalah: dia sering ambil screenshot dari elemen-elemen yang menurut dia menarik di game. Entah itu background, warna dominan, gaya karakter, sampai font yang dipakai di tombol-tombol. Semua dia simpan rapi di galeri HP dalam folder bernama “Belajar Desain”.

“Gue bukan ngerti teori desain, tapi gue bisa ngeliat mana yang enak dilihat, mana yang rame tapi tetap rapi,” katanya. Dari screenshot itu, Irlan mulai utak-atik desain pakai aplikasi gratisan kayak Canva dan Pixellab. Dia bikin ulang elemen-elemen dari Fortune Rabbit, bukan untuk ditiru mentah, tapi buat belajar komposisinya. Lama-lama, dia jadi paham: pentingnya kontras warna, keseimbangan visual, dan konsistensi gaya.

Belajar dari Iklan, Bukan dari Buku

Selain dari tampilan game, Irlan juga mulai memperhatikan gaya iklan-iklan slot online yang bertebaran di medsos. “Gue liat gaya bahasa, warna dominan, dan gimana iklan itu ngajak orang buat ngeklik,” katanya. Dari situ, dia belajar banyak soal komunikasi visual. Gak cuma soal bagus atau nggak, tapi soal seberapa efektif sebuah desain menyampaikan pesan.

Irlan mulai eksperimen bikin poster-poster sendiri. Awalnya buat iseng promosiin menu baru di warung kopi. Tapi karena desainnya beda dan mencolok, pelanggan jadi sering tanya, “Siapa yang bikin?” Dari sana, dia dapet tawaran kecil-kecilan buat bantu desain pamflet, spanduk, sampai feed Instagram buat UMKM di sekitar rumahnya.

Konsistensi Diam-Diam yang Membuahkan Hasil

Irlan punya kebiasaan yang sederhana tapi konsisten: satu desain per hari. Gak harus bagus, yang penting jadi. Dia anggap setiap hari sebagai tempat latihan. “Kadang desainnya jelek banget, tapi besoknya jadi tahu apa yang harus diperbaiki,” ujarnya. Rutinitas ini dia jalanin selama lebih dari setahun tanpa bolong.

Tanpa terasa, dari desain ala-ala, karyanya mulai kelihatan rapi. Dia mulai ngulik soal mood board, palet warna, dan bahkan belajar bikin mockup presentasi. Semua dari YouTube, Pinterest, dan… ya, masih sering ngintip game slot buat cari inspirasi. “Fortune Rabbit itu kayak guru yang sabar. Dia gak ngajarin langsung, tapi tampilannya ngajak gue mikir,” katanya sambil senyum.

Merancang Masa Depan dari Layar Kecil

Hari ini, Irlan udah punya portofolio digital sendiri. Bukan yang fancy, tapi penuh karakter. Dia sekarang bantu desain visual buat beberapa akun brand lokal di Bandung, termasuk clothing line milik temannya. Dan yang paling bikin dia bangga? Semua itu dia raih tanpa ijazah DKV, tanpa ikut kursus, cuma bermodal rasa penasaran, HP, dan kejelian melihat peluang dari sesuatu yang dianggap “gak penting” oleh banyak orang.

“Buat gue, semua bisa jadi guru kalau kita cukup peka. Bahkan game yang awalnya buat hiburan, bisa jadi pintu buat masa depan,” katanya. Irlan masih belajar, masih berkembang, tapi sekarang dia tahu satu hal pasti: dia bisa, dan dia layak.

Refleksi: Ketika Belajar Tak Lagi Butuh Ruang Kelas

Kisah Irlan ngajarin kita bahwa pendidikan itu gak harus selalu formal. Kadang, yang kita butuhin cuma satu: rasa ingin tahu yang gak cepat padam. Dan dunia digital hari ini, dengan segala macam visual yang lewat di layar, bisa jadi ruang belajar tak terbatas asal kita cukup sabar buat mengamati dan cukup berani buat mencoba.

Jadi, buat kamu yang merasa belum punya alat lengkap atau latar belakang pendidikan mentereng—mungkin kamu cuma belum melihat peluang di sekitarmu. Mungkin, kayak Irlan, kamu tinggal mulai dari satu screenshot yang bisa mengubah cara pandangmu terhadap kreativitas. Karena kadang, guru terbaik... bisa datang dari seekor kelinci di layar game.

@LIVE RTP