Awalnya Cuma Penasaran Sama Angka RTP
Nama aslinya Joni Saputra. Tapi di komunitas slot online, dia lebih dikenal sebagai “Bang Joni”. Bukan karena jago main, tapi karena satu hal yang bikin orang penasaran: dia bisa bikin tools analisa RTP (Return to Player) sendiri—dan katanya, akurasinya gak main-main.
Tapi yang bikin kisah ini menarik adalah gimana semuanya bermula. Bukan dari kampus teknik atau bootcamp mahal, tapi dari rasa penasaran doang. “Gue sering denger orang ngomongin ‘RTP bocor’ di Lucky Neko, tapi kok bisa ya orang ngerti angka-angka itu?” ujarnya. Dari situ, Bang Joni mulai ulik-ulik file JavaScript yang dia temukan dari plugin browser, lalu belajar pelan-pelan dengan satu prinsip: tulis ulang sampai ngerti.
Menulis Ulang Script Seperti Menyalin Otak Mesin
Bang Joni punya metode belajar yang bisa dibilang nyeleneh. Dia gak belajar dari buku atau modul. Yang dia lakukan? Ambil satu script JavaScript dari tampilan game Lucky Neko, lalu dia tulis ulang satu baris demi satu baris ke dalam editor teks—tanpa copy-paste.
Awalnya cuma menebak-nebak fungsi dari barisan kode. Tapi setiap kali ada baris yang bikin bingung, dia langsung cari tahu lewat Stack Overflow, forum Reddit, atau nonton video dari channel YouTube luar negeri. Prosesnya memang lambat, tapi karena ditulis ulang manual, tiap fungsi yang sebelumnya asing, lama-lama jadi akrab. “Gue anggap aja kayak ngobrol sama mesin. Makin sering ngobrol, makin paham maksudnya,” katanya sambil senyum.
Tools Pertama: Excel Campur JavaScript
Setelah beberapa bulan belajar, Bang Joni mulai eksperimen bikin tools sederhana. Pertama kali? Tools berbasis Excel yang dikombinasikan dengan output JavaScript dari game Lucky Neko. “Gue belum ngerti Python waktu itu, jadi ya pakai apa yang ada,” ujarnya.
Dia ambil data RTP dari script, lalu buat tabel prediksi menggunakan formula Excel. Kaku? Iya. Tapi waktu dia bagikan hasilnya ke forum, banyak yang kaget. “Ini hasil simulasi lo sendiri, Jon?” tanya salah satu pengguna. Dari situ, pelan-pelan reputasinya tumbuh. Bukan karena sok jago, tapi karena pendekatannya beda. Real, praktis, dan dibuat dari nol.
Naik Level ke Tools Otomatisasi
Tahun 2024, Bang Joni mulai belajar Python dan Node.js. Kali ini dia bisa bikin tools yang lebih canggih—otomatisasi scraping, simulasi probabilitas, bahkan prediksi siklus game. Tools-nya masih gratis, dan dia rajin share di Telegram komunitas slot.
Uniknya, dia gak pernah sembunyi-sembunyi soal proses belajarnya. Dia sering bilang, “Gue juga baru bisa kemarin. Nih kodenya, kalo mau coba sendiri.” Sikap terbuka itulah yang bikin banyak pemain profesional akhirnya hormat sama Bang Joni. Karena dia bukan jualan janji, tapi berbagi proses.
Kebiasaan Kecil yang Bikin Skill Naik Drastis
Satu hal yang jadi ciri khas Bang Joni: dia selalu bawa buku kecil dan pulpen. “Kalau ada logika atau rumus baru, gue tulis tangan dulu. Biar nempel,” katanya. Selain itu, dia punya kebiasaan nge-review ulang semua codingan lamanya tiap minggu. Bukan buat nostalgia, tapi buat cari celah perbaikan.
Dia juga bikin simulasi sendiri, kayak “ngetes” Lucky Neko di berbagai skenario. Kadang pakai random generator, kadang bikin grafik hasil simulasi. Tools-nya makin kompleks, tapi semangat belajarnya tetap sederhana: “Ngerti dulu, baru upgrade.”
Refleksi: Ketika Niat Lebih Kuat dari Sekolah
Hari ini, tahun 2025, tools buatan Bang Joni udah dipakai ratusan pemain profesional buat analisa RTP dan pola permainan. Tapi dia tetap rendah hati. Masih sering nongkrong di forum, masih jawab pertanyaan-pertanyaan dasar, dan yang paling keren: dia mulai bikin dokumentasi sederhana biar orang lain bisa belajar juga.
Kisah Bang Joni buktiin bahwa jalan jadi ahli gak harus lewat jalur formal. Asal punya rasa ingin tahu, konsisten belajar, dan berani salah, ilmu itu bisa datang dari mana aja—bahkan dari script Lucky Neko yang awalnya cuma bikin bingung.
Buat kamu yang lagi belajar coding, ingat satu hal dari Bang Joni: “Jangan buru-buru ngerti semuanya. Tulis ulang dulu, pahami pelan-pelan, dan lama-lama, yang tadinya cuma angka random, bisa jadi karya lo sendiri.”